Program berbagi pengalaman baik oleh kakak kelas sebagai upaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada kakak kelas dan semangat belajar serta rasa memiliki terhadap sekolah pada adik kelas
Oleh : Alga Nawangsih Fauziyah, S. Pd
Kita pahami bersama mengenai pratap triloka yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwapendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pemikiran Ki hajar tersebut menyiratkan fungsi guru sebagai penuntun.dalam hal menuntun kodrat manusia tersebut guru berperan “ing ngarso sung tuladha” yaitu didepan sebagai contoh, lalu yang kedua ing madyo mangun karsa” guru ditengah memberi semangat, dan yang ketiga tut wuri handayani” guru mendorong dari belakang. Alangkah baiknya jika ketiga peran tersebut dapat dijalankan beriringan sehingga peran guru sebagai penuntun akan berjalan lebih sempurna.
Dari pratap triloka kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya guru yang memiliki semangat tinggi akan menjadi contoh bagi siswa, semangat guru akan menciptakan lingkungan penuh asa , dan dengan dorongan yang tak kenal lelah terciptalah siswa-siswi yang memiliki semangat tinggi dalam proses menuju manusia yang selamat dan bahagia di masyarakat
Program berbagi pengalaman yang menguatkan interaksi sosial antara kakak dan adik kelas secara positif, arif, dan bijaksana. Profil pelajar pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ini adalah gotong royong, kreatif, dan berkebhinekaan global. Dalam proses interaksi dengan kakak kelas, siswa baru akan lebih memahami kondisi lingkungan yang kedepan akan menuntun mereka meraih cita-cita selain itu banyak pula hal-hal positif yang patut di contoh dari pengalaman-pengalaman kakak kelas yang kedepan mungkin bermanfaat bagi hidup mereka. Siswa siswa memasuki ranah baru kehidupan yang mana di smp dia tidak cukup memahami tentang proses pembelajaran di kejuruan.
Kegiatan ini juga mengarah kepada kegiatan pembauran dengan seluruh civitas akademika SMK Kriya Sahid sukoharjo yang bukan hanya pengurus osis saja tetpi juga seluruh kakak tingkat, guru, dan karyawan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo.
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa-siswi baru merasa lebih nyaman dalam belajar dilingkungan SMK tanpa ada perasaan senioritas atau junioritas. Harapannya jika hal tersebut tercipta mereka akan memiliki semangat yang tinggi dalam menempuh pendidikan selama 3 tahun di SMK Kriya Sahid Sukoharjo. Perasaan diterima adalah suatu perasaan yang menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi kedepannya. Diharapkan anak-anak mampu mengeksplorasi diri dengan baik di tahap-tahap selanjutnya.
Kegiatan 1
1.1 kakak kelas sebagai pemimpin pembelajar
1.2 Pendampingan guru
Satu orang kakak tingkat akan memiliki 10 adik yang akan dia ajak bercerita bersama dalam satu kelompok, hal ini dimaksudkan agar mereka bisa berbagi pengalaman tentang apa yang pernah mereka lakukan sebagai siswa SMK, adik kelas disini juga bisa menyampaikan pengalaman-pengalaman mereka di SMP yang mungkin berkaitan dengan apa yang ada di SMK. Peran guru adalah membagi kelompok sama rata. Siswa dalam satu kelompok bisa memilih tempat yang nyaman untuk mereka saling berbagi pengalaman baik sekaligus menambah kedekatan anatara adik kelas dan kakak kelas.
Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan antar semua anggota kelompok, agar saling mengenal dan menimbulkan keberanian dari adik tingkat. Hal ini mendorong siswa untuk memiliki kebhinekaan global, karena pasti dalam kelompok akan terdiri dari siswa yang datang dari berbagai golongan dan agama yang berbeda. Ditambah dengan pembuatan jargon kelompok yang nantinya menambah rasa kebersamaan , gotong-royong, serta kreativitas siswa
Kegiatan 2